selamat datang di blog Christo_Rolando

Sabtu, 12 Februari 2011

Selamat Ulang Tahun Mama

 Entah harus kumulai darimana goresan pena ini
karena rasanya ku tak pernah mampu menaklukkan waktu bersamamu
setiap detiknya terasa begitu indah di tanganmu
setiap menitnya laksana metahari dalam doa-doamu
setiap jam nya menjadi tombak bagi kehidupan anak-anakmu

Ibu......
betapa kasihmu menggalang samudera
menerjang berbagai ombak dan badai
tak teraih oleh tangan kecil kami
yang hanya mampu mengobarkan luka

betapa cintamu laksana udara....
yang mengisi setiap hela nafas kami
satu-persatu dan pasti
melebur ke dalam rasa
membuat hidup kami tak lagi sesak
oleh penatnya dunia

ibu.....
lidah ini tak pernah mampu mengungkapkan
setiap warna yang kau lukiskan dalam hari-hari kami
karena semuanya terasa begitu agung
dalam bait bait kebersamaan kita

Tapi kami hanya ingin kau tahu
betapa kasih kami begitu besar,
walau tak pernah sebanding dengan kasihmu
yang abadi....

kami ingin kau tahu
betapa besar cinta kami......
yang mungkin tak kau pahami
tuk lalui waktu yang tersisa kini
sebelum akhir nafas kita......

Ibu....
dihadapan NYA kami kan bersumpah
kau adalah mutiara surga yang mulia
yang tak pernah terkotori zaman
Dihadapan NYA kami kan bersimpuh
menjadi saksi bagi jutaan cinta dan kasihmu
menjadi saksi bagi hebatnya perjuanganmu
menjadi saksi bagi setiap tangis dan deritamu
menjadi saksi bagi setiap sujud-sujudmu.....

Ibu...
ma'afkankami...
yang terkadang tak punya hati.....
Happy B'day Ma.....

Jumat, 11 Februari 2011

Kenangan Menjadi Duri Dalam Daging

Bisa saja untuk membohongi orang lain dengan tetap bersikap periang seolah tidak ada suatu permasalahan, namun belum tentu bisa membohongi perasaan hati. Merasa gundah saat sedang mengingat sesuatu yang menyakitkan, bukan karena telah disakiti oleh orang lain, melainkan ketika sudah sadar pernah menyakiti seseorang.

Rasa itu akan terus bergejolak seperti kobaran api di tengah kemarau panjang, kian saat selalu meletup hebat tidak terpadamkan dan meluas. Pada akhirnya menyeruak keluar, secara disadari atau tidak yang tadinya sudah ditutup-tutupi sedemikian rapatnya bisa terbuka dengan spontanitas, adalah suatu pengakuan yang diharapkan akan sedikit melegakan. Kondisi akan semakin memburuk bila pengakuan tersebut tidak sikapi dengan baik oleh orang yang dituju, maka akan lebih besar lagi gejolak dalam dada kian membuncah hebat bisa menimbulkan depresi tersendiri.

Kata maaf, mungkin dirasa belum cukup untuk diungkapkan hingga tidak bisa berkata apa-apa. Kecuali melukiskannya dengan suatu pernyataan, misalnya "rasa bersalah selalu menghantui". Mungkin itulah yang disebut penyesalan selalu datang belakangan, sebab memang jalan tersebut yang sudah diputuskan dan dilaksanakan sebelumnya. Terlebih lagi kalau tidak mendapat apa yang diharapkan, ini akan menjadi pukulan hebat bagi seseorang yang sedang merasakan hal tersebut.

Kenangan-kenangan dengan seseorang yang pernah disakiti akan selalu hinggap di benak, seperti "ada duri dalam daging", akan selalu muncul di sepanjang perjalanan. Dikatakan, merupakan suatu bayaran berharga, yakni salah satu resiko yang tidak diperhitungkan dalam mengambil suatu keputusan yang hanya berdasarkan pada ambisi sesaat. Hingga kurang memperhatikan prilakunya sudah melukai seseorang yang tidak bersalah, melakukan sesuatu hanya untuk kepentingan pribadi dan kurang memperhatikan efek buruknya terhadap orang lain.

Akan tampak jelas di layar imajinasi, merasa kecewa walaupun tidak ada yang mengecewakan, merasa salah walaupun tidak ada yang menyalahkan, merasa sakit walaupun tidak ada yang berusaha menyakiti. Dan merasa-merasa lain sebagainya.

Ini suatu realitas yang biasa terjadi dikehidupan nyata, sebagai mahluk sosial yang saling berinteraksi dalam membangun kerjasama diberbagai bidang tertentu.

Menyikapi kondisi di atas, maka galilah lebih dalam faktor penyebabnya dan buang jauh-jauh, dengan begitu secara berangsur-angsur "duri dalam daging" akan sirna dengan sendirinya. Karena "duri" tersebut hanyalah akibat, sedangkan "keputusan" yang telah di ambil adalah faktor pemicunya. Semua akan selalu berjalan beriringan antara "penyebab" dengan "akibat", seperti rumus "ada aksi maka akan ada reaksi".

Dengan menyadari tidak ada kata terlajur atau terlambat untuk melakukan perbaikan diri. Bahkan, nasi yang sudah menjadi bubur pun akan lebih lezat bila mau mengolahnya kembali sebagai kreatifitas menu. Kalau permasalahan itu tidak segera diselesaikan, perasaan-perasaan sejenis akan semakin berkembang buruk selalu menghantui.